Bulukumba (6/8) – Sungai bukan saja sebagai sumber kehidupan manusia, sungai juga bisa sebagai tempat laboratorium pembelajaran. Salah satunya adalah sungai Balantieng yang menjadi laboratorium belajar komunitas Laskar Balantieng, sebuah kolompok pelajar peduli sungai SMPN Satap 13 Bulukumba.

Setelah sebelumnya melakukan penelitian kualitas air Danau Lurayya di Desa Kahayya, siswa SMPN Satap 13 Bulukumba yang terlibat kemudian menyatukan diri dalam sebuah kelompok pelajar peduli sungai yang diberi nama Laskar Balantieng. Mereka beranggotakan siswa kelas 7 dan 8 sebanyak 35 siswa. Kegiatan rutin Laskar Balantieng yakni melakukan penelitian kualitas air di beberapa titik di sungai Balantieng.
Pada Senin 5 Agustus 2024, Laskar Balantieng melakukan kegiatan penelitian kualitas air sungai di sungai Balantieng di Desa Kahayya dengan menggunakan biomonitoring. Biomonitoring merupakan kegiatan pemantauan lingkungan menggunakan indikator biota tidak bertulang belakang atau makroinvertebrata bentos, antara lain serangga air, kepiting sungai, udang, siput, dan cacing.

Amirudin Muttaqin, peneliti senior ECOTON menyampaikan biomonitoring yang dilakukan di Sungai Balantieng ini untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian generasi muda dalam berpartisipasi menjaga kelestarian ekosistem sungai dan mengetahui jika di sungai merupakan ekosistem yang saling terkait antar makhluk hidup yang ada didalamnya. Melalui hasil pemeriksaan biomonitoring dapat memberikan petunjuk adanya gangguan lingkungan, sehingga dapat dilakukan upaya penanggulangan yang diperlukan.

Dari hasil biomonitoring yang dilakukan oleh Laskar Balantieng ditemukan sebanyak 18 jenis serangga air. Jumlah serangga yang ditemukan ini lebih banyak dibandingkan dengan di Danau Lurayya. Beberapa jenis serangga yang ditemukan antara lain Heptagenidae, Baetidae, Leptophlebidae, Polymitarcyidae, Leptoceridae, dll yang tergolong jenis sangat sensitif terhadap pencemaran maupun kerusakan lingkungan. Setelah dilakukan perhitungan terhadap jenis serangga yang di temukan didapatkan kesimpulan bahwa hulu sungai Balantieng mendapatkan skor 4, yang artinya sungai tidak tercemar atau masih lestari serta habitatnya masih sangat alami dan sehat.
“Senang sekali saya mengikuti kegiatan penelitian di sungai Balantieng. Saya telah beberapa kali main di sini, namun tidak meneliti. Ternyata serangga air yang ditemukan banyak dan setelah melihat hasilnya saya senang karena sungai Balantieng tidak tercemar. Semoga ke depannya sungai Balantieng tetap terjaga dengan baik” ungkap Anisa Adifia (14) anggota Laskar Balantieng yang ikut dalam penelitian.

Sulkifli S.Pd, M.M. selaku guru mata pelajaran IPA SMPN Satap 13 Bulukumba turut menambahkan kegiatan penelitian ini sangat bagus sekali sebab berhubungan dengan mata pelajaran IPA yang saya ajarkan di kelas. Siswa diajak langsung melihat serangga air yang ada di sungai sebagai salah satu indikator kualitas air sungai sehingga mudah untuk di pahami oleh siswa kami.
Setiap warga negara berkewajiban menjaga kelestarian sungai, sehingga partisipasi masyakat diperlukan untuk menjaga ekosistem sungai, salah satunya melalui sekolah. Mengajak siswa meneliti sungai bagian dari membentuk generasi-generasi yang akan menjaga lingkungan khususnya sungai Balantieng, tutup peneliti senior Ecoton.