Judul : Sungai Plastik
Jumlah Halaman. : 15 Halaman
Tahun : 2024
Publisher : Ecoton Foundation
Resume:
Film dokumenter “Sungai Plastik” yang tayang di YouTube oleh Ecoton Documentary mengangkat isu pencemaran sungai oleh sampah plastik di Indonesia. Dokumenter ini menyajikan kondisi nyata tentang bagaimana sungai-sungai yang seharusnya menjadi sumber kehidupan, kini berubah menjadi tempat pembuangan sampah plastik yang mengancam ekosistem dan kehidupan manusia.
Film ini menyoroti berbagai sudut pandang, termasuk dari para aktivis lingkungan, masyarakat setempat, serta pemerintah. Mereka menjelaskan dampak dari pencemaran plastik, seperti terganggunya kehidupan air, pencemaran air minum, dan dampak kesehatan bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, dokumenter ini juga mengajak penonton untuk berpikir kritis dan turut serta dalam upaya mengurangi sampah plastik dengan cara-cara yang sederhana namun berdampak besar, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta mendukung kebijakan pemerintah yang berorientasi pada pelestarian lingkungan.
Judul : Panduan Identifikasi Tumbuhan Kayu dan Paku
Jumlah Halaman. : 60 Halaman
Tahun : 2024
Publisher : Ecoton Foundation
Resume:
Buku ini mengulas keanekaragaman hayati tumbuhan paku dan tumbuhan kayu di Wonosalam. Kawasan ini penting bagi pemulihan Sungai Brantas. Buku ini merekam kekayaan flora di Wonosalam sebagai media edukasi bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan terhadap tanaman di Hutan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Judul : Panduan Brand Audit Jawa Timur
Jumlah Halaman. : 14 Halaman
Tahun : 2023
Publisher : Ecoton Foundation
Resume:
Brand Audit sangat penting untuk dilakukan guna mengidentifikasi pendataan sampah plastik yang dikumpulkan melalui kegiatan pembersihan untuk mengetahui pertanggungjawaban produsen atau industri. Brand Audit dapat dijadikan sebagai media membangun gerakan global untuk perubahan guna menghentikan polusi plastik. Brand Audit juga bermanfaat untuk mengedukasi produsen agar lebih bertanggung jawab dalam penarikan kembali produk dan kemasan plastik yang diproduksi dan dibuang di lingkungan terbuka sebagai limbah. Melalui kegiatan Brand Audit ini dapat diungkapkan bahwasanya data yang menunjukkan perusahaan mana yang ditemukan paling banyak mencemari suatu kawasan maka harus bertanggung jawab terhadap sampahnya.
Melalui kegiatan Brand Audit dapat diungkapkan bahwasanya data yang menunjukkan perusahaan mana yang ditemukan paling banyak mencemari suatu kawasan maka harus bertanggung jawab terhadap sampahnya. Hal ini diatur dalam undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah pada Pasal 15 yang berbunyi “Produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam.” Audit merek dapat dijadikan sebagai data penelitian dalam memperkuat perubahan sistem produksi dan pemasaran industri untuk lebih mengedepankan keberlanjutan lingkungan, melalui audit merek juga dapat membawa perubahan terhadap kebijakan pemerintah untuk menekan produsen dan masyarakat tidak menggunakan plastik yang berakhir menjadi polusi
Judul : Laporan Sampah Impor
Jumlah Halaman. : 35 Halaman
Tahun : 2023
Publisher : Ecoton Foundation
Resume:
Masalah sampah impor di Indonesia telah menjadi perhatian utama dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah sampah plastik yang diimpor ke Indonesia dari negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara Eropa. Meskipun ada regulasi yang melarang impor sampah plastik ke Indonesia, penegakan hukum terhadap pelanggaran ini masih belum konsisten. Hal ini memungkinkan praktik penyelundupan sampah plastik ilegal untuk tetap berlangsung.
Indonesia menghadapi tantangan dalam mengelola sampah domestiknya sendiri, dengan infrastruktur pengelolaan sampah yang belum sepenuhnya mandiri dan masih terbatas, terutama di daerah-daerah pedesaan dan pinggiran kota. Ketergantungan pada impor sampah menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan industri daur ulang dan pengolahan sampah dalam negeri. Namun, kesenjangan dalam sistem pengelolaan sampah menyebabkan kesulitan dalam mengelola dan mendaur ulang sampah secara efektif.
Dampak dari masalah sampah impor ini sangat serius, terutama terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sampah plastik yang diimpor seringkali tidak terkelola dengan baik, menyebabkan pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem, dan potensi bahaya bagi kesehatan manusia.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah tegas. Meningkatkan infrastruktur dan teknologi pengelolaan sampah di dalam negeri menjadi prioritas utama. Selain itu, penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pelanggaran impor sampah perlu dilakukan untuk menghentikan praktik penyelundupan sampah plastik ilegal. Edukasi masyarakat tentang pentingnya pengurangan penggunaan plastik, daur ulang, dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab juga perlu ditingkatkan.
Upaya kolaboratif antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil juga penting untuk mengatasi masalah sampah impor ini. Langkah-langkah ini diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah di Indonesia dan menjaga kelestarian lingkungan bagi generasi mendatang.
Judul : Rekam Jejak Mikroplastik
Penulis : Rafika Aprilianti
Tebal halaman : 106 halaman
Ukuran buku : 27 x 21 cm
ISBN : Masih dalam proses
Harga : Rp. 150.000
Sinopsis :
Buruknya system manajemen dan ketidakpedulian tentang sampah plastik di Indonesia menyebabkan buruknya kualitas lingkungan hidup serta kualitas kesehatan hidup manusia. Sampah plastik menimbulkan masalah baru yang disebut mikroplastik. Keterlibatan oleh semua pihak mulai dari masyarakat, produsen kemasan, pihak swasta hingga pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup khususnya terkait sampah di suatu wilayah. Sampai saat ini perhatian atas lingkungan hidup oleh masyarakat dan pemerintah masih kalah dengan ekonomi, padahal ekologi dan ekonomi sangat berkaitaan.
Buku “Rekam Jejak Mikroplastik” menjelaskan definisi mikroplastik hingga bahaya mikroplastik yang masuk ke rantai makanan manusia, dengan didukung oleh data-data penelitian ECOTON dari tahun 2019-2022 yang membuktikan bahwa manusia sudah teracuni oleh mikroplatik, dan menyebabkan menurunnya kualitas kesehatan manusia dan lingkungan sekarang hingga di masa depan.
Selamatkan Laut dari sampah Plastik
Permasalahn sampah plastik yang mencemari lautan sampai saat ini masih sulit teratasi. Keberadaan sampah plastik di laut dapat mengancam ekosistem laut. Tidak hanya berdampak pada keselamatan dan kesehatan hewan laut, tetapijuga kesehatan dan ekonomi bagi manuasia.
Indonesia masuk lima besar dalam daftar sengara dengan polusi sampah lastik di laut terbesar di dunia. Indonesia menumbang sampah plastik di lau sebanyak 1,29 juta ton/tahun. Hal ini juga disebabkan bebrapa hambatan seperti komunitas daur ulang plastik yang mash bersifat informal,kurangnya penanganan sampah plastik, dan kurangnya implementasi kebijakan
In Expedition 3 Rivers 2021, ECOTON found that rivers in Indonesia have been contaminated with Microplastic Particles (MP). The main rivers in Java, such as the Brantas River, Bengawan Solo, Ciliwung, Citarum, and Ciujung have been contaminated with 62-198 MP/100L. Moreover, fish in these rivers are one of the living things that are very often exposed to microplastics, in the Brantas River it has been identified that there are 42 MP/fish, Bengawan Solo River 20 MP/fish and Citarum River 68 MP/fish. In fact, ECOTON’s findings reporting that Tilapia’s gut in Bengawan Solo River is quite high of microplastic and it is be worrying if consumed.
The Nusantara River Volunteer Community formed by ECOTON also found microplastic contamination in rivers outside Java, such as in Lampung it was found 97 MP/100L, Ternate 82 MP/100L, East Nusa Tenggara (NTT) 122 MP/100L and Pontianak 124 MP/ 100L.
BIOTILIK berasal dari kata ‘Bio’ yang berarti biota, dan ‘Tilik’ berarti mengamati dengan teliti, sehingga BIOTILIK adalah pemantauan lingkungan menggunakan indikator biota, sinonim dengan istilah biomonitoring. BIOTILIK juga merupakan singkatan dari BIOta TIdak bertuLang belakang Indikator Kualitas air yaitu makroinvertebrata bentos, misalnya serangga air, kepiting, udang, siput, dan cacing. BIOTILIK telah
diterapkan di DAS Brantas untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, khususnya generasi muda, agar berpartisipasi menjaga kelestarian ekosistem sungai.
Kondisi kerusakan sungai semakin meningkat karena tingginya tekanan lingkungan daerah aliran sungai (DAS) akibat berkurangnya daerah resapan air dan bantaran sungai, serta eksploitasi sumber daya alam yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan.
BIOTILIK comes from word “Bio” which means biota, and “Tilik” means careful observaon. It is an environmental monitoring method using river biota indicator which is related with biological monitoring. Most of the biota observed was macroinvertebrates such as aquac insects, crabs, shrimp, snails, and worms. This acvity should be done during dry season, when the river water discharge is stable and not too heavy. BIOTILIK has been implemented in the Brantas watershed to raise awareness and concern of community to
parcipate in preserving the river ecosystem.
River damage condion already increases in the Watershed (DAS) due to reduced water catchment areas and riverbanks, polluon and exploitaon of natural resources that do not pay aenon from carrying environment capacity. Through BIOTILIK’s observaon result, it provides an indicaon of unbalancing environmental in the river ecosystem, so that necessary countermeasures can be determined.
Dalam proses pendirian sebuah komunitas, yang perlu dilakukan pada untuk pertama kalinya adalah menentukan visi dan misi komunitas. Proses ini penting untuk menentukan arah gerak komunitas ke depan. Jika diartikan secara singkat, visi adalah impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan oleh komunitas. Sementara misi adalah langkah-langkah yang ditentukan komunitas untuk mewujudkan visi di masa depan.
Setelah proses penentuan visi dan misi terbentuk, selanjutnya adalah membentuk struktur komunitas. Struktur komunitas yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan lain-lain.
Sungai Brantas adalah sungai terbesar kedua di Pulau Jawa dan terpanjang yang ada di provins i Jawa Timur , dengan panjang 3200 km dan daerah ali ran seluas seki tar 12.000 km2 yang mencakup kurang lebih 25% luas provins i Jawa Timur yang melewat i 17 wilayah kota/kabupaten Jawa Timur . Sungai Brantas mempunyai
fungs i vi tal bagi masyarakat jawa t imur , yai tu sebagai bahan baku ai r terbesar untuk P D AM.
Keberadaannya yang sangat pent ing ter sebut , per lu adanya peles tar ian ekosistem sungai brantas termasuk kuali tas ai r nya. Salah satu sosok yang dekat dan dapat berperan dalam aks i peles tar ian Sungai Brantas adalah perempuan. Peran perempuan dalam peles tar ian sungai brantas sangat pent ing mengingat perempuan adalah pengguna air utama dalam rumah tangga termasuk bahan baku air minum.