Banyuwangi (6/8) – Perairan di Genteng telah terkontaminasi mikroplastik, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan lingkungan. Sebagai respons terhadap situasi ini, sekelompok pelajar dari SMA NU dan SMP Bustanul Makmur Genteng mengambil langkah inovatif dengan menjadi “Detektif Sungai” untuk memantau dan melaporkan kondisi sungai mereka.
Untuk pemantauan kesehatan sungai di Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi, tim Detektif Sungai yang terdiri dari pelajar-pelajar SMP dan SMA di Genteng telah melakukan serangkaian kegiatan pengambilan sampel air untuk identifikasi mikroplastik dan biotilik (pemantauan kualitas air menggunakan indikator biota).
Mereka bekerja sama dengan para ahli lingkungan dari Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton Foundation) untuk mengidentifikasi dan mengukur tingkat kontaminasi mikroplastik di perairan Genteng.
Hasilnya, mereka menemukan adanya kontaminasi partikel mikroplastik di ekosistem sungai dekat sekolah mulai dari partikel fiber, fragmen dan filamen. Partikel tersebut berasal dari plastik-plastik sekali pakai termasuk kresek, botol plastik, dan sedotan. Berdasarkan hasil pengamatan biotilik, mendapatkan skor 2,25 artinya tercemar sedang karena ditemukan makroinvertebrata indikator yang didominasi famili Corixidae.
“Kami terkejut dengan hasil yang kami temukan. Sungai kami sedang sakit. Mikroplastik ada di mana-mana, bahkan di tempat-tempat yang tidak kami duga,” kata Ladymesalova Aura Joshin salah satu tim Detektif Sungai dari SMP Bustanul Makmur Genteng.
Lebih lanjut, Aura sapaan akrabnya menambahkan “Kami merasa perlu untuk mengambil tindakan nyata demi masa depan lingkungan kita”.
Detektif Sungai adalah program yang diinisiasi oleh Ecoton bekerjasama dengan Grab yang melibatkan pelajar sebagai pemimpin untuk memantau dan melaporkan kondisi sungai lokal mereka. Melalui pengambilan sampel dan analisis, mereka berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan melindungi lingkungan dari berbagai bentuk polusi, termasuk mikroplastik.
Sementara itu, proyek ini tidak hanya bertujuan untuk mengidentifikasi masalah, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya mikroplastik. Para pelajar ini telah diberi pembekalan tentang bahaya plastik sekali pakai, dan menumbuhkan rasa kesadaran untuk menjadi duta Zero Waste di lingkungan sekolah.
Dukungan dari para pakar dan keterlibatan guru juga turut berperan dalam keberhasilan proyek ini. Mereka menyediakan sumber daya dan komitmen sekolah untuk mendukung dan bertransformasi menjadi sekolah penggerak zero waste.
“Kami bangga dengan inisiatif yang diambil oleh para pelajar ini. Mereka menunjukkan bahwa generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam upaya melindungi lingkungan, kami ingin pelajar terus aktif dalam kegiatan monitoring kesehatan lingkungan ini secara berkelanjutan” ujar Abdul Malik, Kepala Sekolah SMA NU Genteng
Melalui upaya keras dan dedikasi mereka, para Detektif Sungai di Genteng berharap dapat menginspirasi pelajar di daerah lain untuk mengambil tindakan serupa dalam menjaga dan melindungi lingkungan mereka dari ancaman mikroplastik.
“Kami ingin sekolah-sekolah di Banyuwangi juga ikut serta menerapkan konsep Zero Waste sebagai tindakan preventif dan mitigasi bencana ekologis akibat pencemaran mikroplastik” tambah Alaika Rahmatullah, manajer divisi edukasi Ecoton.