Bulukumba (14/9) – Siswa Pecinta Lingkungan (Si Paling) SMPN 10 Bulukumba sebanyak 35 orang melakukan kegiatan bersih-bersih di Pantai Babana pada hari Sabtu 14 September 2024. Sebanyak 116 kg sampah berhasil diangkat dari pantai Babana.
Pantai Babana berada Ujung Loe. Pantai Babana juga menjadi muara atau hilir sungai Balantieng. Pemandangan pantai cukup bagus, namun banyak sampah yang terdampar di pantai. Selain sumbangan sampah dari dalam kota, sampah plastik ini juga hasil kiriman dari daerah lain yang menyebarangi lautan hingga akhirnya berhenti di pantai Babana.
Erniati Saleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum mengatakan bahwa “Kegiatan bersih-bersih pantai ini sebagai salah satu pembelajaran untuk menyadari sampah adalah musuh bersama. Ketika sampah-sampah tidak terkelola dengan baik, maka di akan mencemari lingkungan salah satunya seperti yang terjadi penumbukan sampah di pantai Babana ini.”
Ia juga berharap melalui kegiatan ini para anggota Si Paling SMPN 10 Bulukumba tergerak melakukan kegiatan-kegiatan seperti ke depannya. Selain itu, para siswa juga menerapkan gaya hidup minim sampah dan menjadi pioneer yang mengajak teman-teman di sekolahnya.
Sampah plastik yang berhasil dikumpulkan berasal dari beberapa jenis plastik, mulai dari plastik botol minum, plastik gelas minum, kemasan produk personal care, popok sekali pakai, kemasan sachet, kantong kresek hingga botol kaca. Dua kemasan produl plastik dari Thailand dan China juga ditemukan di pantai Babana. Plastik yang paling banyak ditemukan memang jenis plastik daur ulang kondisinya sudah rapuh dan terpecah-pecah berpotensi besar menjadi mikroplastik.
“Mikroplastik merupakan plastik berukuran kecil kurang dari 5 mm. Pencemaran sampah plastik di pantai dan lautan mengakibatkan laut kita terkontaminasi mikroplastik sehingga ikan-ikan laut juga mengandung mikroplastik. Sementara ikan laut adalah makanan kesukaan masyarakat di Bulukumba. Sampah plastik harus jadi perhatian serius oleh pemerintah. Langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah bisa dimulai dari menyediakan fasilitas penampungan dan penganutan sampah, membuat aturan pembatasan plastik sekali pakai hingga mengajak produsen untuk bertanggung jawab terhadap sampah plastik dari kemasan yang diproduksi.” Tutup Amiruddin Mutaqqin peneliti ECOTON. (*)