Komunitas Generasi Peduli Sungai Klamono (G-PSK) berkolaborasi dengan ekspedisi sungai nusantara (ESN) Melakukan uji mikroplastik di Sungai Remu, Muara Sungai Remu Kota Sorong dan Sungai Klamono distrik Lasafet Kabupaten Sorong. ” Kami melakukan pengambilan sampel air sebanyak 50 liter di sungai Remu dan Klamono, setelah diamati dibawah mikroskop portable ditemukan kadar mikroplastik 100-103 partikel mikroplastik di sungai Remu Kota Sorong dan 4 partikel di sungai Klamono” ungkap Prigi Arisandi, lebih lanjut peneliti ESN ini menjelaskan bahwa sungai Klamono dianggap masih bersih dari polusi mikroplastik dibandingkan sungai Remu.
Buruknya Pengelolaan Sampah
“Tidak ada pengelolaan sampah dan penyediaan sarana tempat sampah yang memadahi oleh Pemerintah sehingga masyarakat membuang sampahnya ke sungai atau di Bakar” ungkap Dody Aleman Wamblesa, lebih lanjut Koordinator GPSK menyebutkan bahwa sampah plastik yang tidak terkelola memenuhi saluran air dan bermuara ke pantai Sorong.
“Indonesia memiliki roadmap pengurangan sampah plastik ke laut hingga 70% pada tahun 2038 namun hingga kini sampah-sampah dari sungai tak terkendali masuk ke perairan pesisir, belum ada upaya serius pemerintah daerah untuk ikut mengurangi volume sampah plastik yang masuk ke laut” Ungkap Prigi Arisandi lebih lanjut fellow ashoka ini menjelaskan bahwa sebagian besar jenis mikroplastik yang mencemari perairan sorong adalah jenis fiber yang berasal dari limbah cair domestik.
Dampak kontaminasi mikroplastik ini selain ancam ekosistem perairan dan keanekaragaman hayati laut juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Sorong yang kerap mengkonsumsi ikan. “Karena bentuk mikroplastik sama dengan plankton maka, ikan menganggap mikroplastik adalah makanan, maka semakin banyak sampah plastik masuk ke laut semakin besar terbentuknya mikroplastik dan makin besar peluang ikan makan plastik” ungkap Prigi Arisandi