Bulukumba (1/8) – Balantieng Warrior merupakan komunitas pelajar peduli sungai Balantieng yang digagas oleh SMPN 40 Bulukumba. Balantieng Warrior terdiri dari 20 siswa dari kelas 8 yang dibentuk oleh sekolah sebagai salah satu cabang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMPN 40 Bulukumba. Kegiatan Balantieng Warrior berfokus pada penelitian sungai Balantieng di bagian tengah dan ekosistemnya.
Lokasi sekolah yang berada tidak jauh dari Sungai Balantieng, yakni sekitar 1,8 km dari sekolah membuat SMPN 40 Bulukumba menginisiasi kegiatan penelitian sungai Balantieng sebagai media pembelajaran kepada siswa sekolahnya.“Sungai banyak dimanfaatkan oleh manusia dan sungai juga sebagai tempat tinggal makhluk hidup lain. Ada banyak kehidupan di dalamnya, sehingga sungai menarik untuk dipelajari dan dilestarikan. Melalui komunitas yang dibentuk sekolah ini, harapannya dapat membuat siswa mengenal sungai dan lingkungan sekitarnya lebih dalam lagi” ungkap Idaharyani Kepala Sekolah SMPN 40 Bulukumba.
Pihak sekolah memilih 2 sampai 3 siswa perwakilan kelas untuk dikumpulkan dan diajak melakukan penelitian di Sungai Balantieng. Kegiatan penelitian sungai Balantieng ini dilakukan bersama Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton Foundation). Ecoton, sebagai organisasi yang berfokus pada konservasi lingkungan dan pemulihan sungai, tidak hanya terlibat dalam proyek-proyek besar, tetapi juga sangat kompatibel dan berkomitmen untuk pengembangan kapasitas serta peningkatan kompetensi pelajar dan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, Ecoton memberikan pelatihan dan bimbingan yang mendalam kepada para siswa tentang metode penelitian ilmiah, pengambilan sampel air, analisis kualitas air, dan identifikasi sumber pencemaran. Para siswa dilatih untuk menggunakan berbagai alat dan teknik ilmiah, serta diajarkan cara menginterpretasikan data yang mereka kumpulkan.
Penelitian kualitas air sungai Balantieng dilakukan di Desa Batukaropa, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba. Kegiatan penelitian kualitas air sungai Balantieng ini dengan menggunakan parameter Nitrit, Nitrat, Fosfat, TDS, DO, PH, Amonia, Chlorine, Biotilik menggunakan Serangga air dan mikroplastik. Dari kegiatan penelitian tersebut didapatkan hasil yakni Nitrit 0 ppm, Nitrat 0,5 ppm, Fosfat 0,4 ppm (melebihi baku mutu dari 0,2 ppm), TDS 37,2 ppm, PH 7,5 , DO 6,9, Amonia 1,1 ppm, Chlorine 0 ppm dan 11 jenis serangga air. Sementara untuk mikroplastik didapatkan jenis Filamen 42 buah, Fiber 18 buah dan Fragmen 3 buah.
“Tingginya kandungan fosfat yang melebihi baku mutu, kemungkinan besar disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang memanfaatkan sungai untuk mencuci dan mandiri serta masuknya limbah rumah tangga dan pertanian yang secara langsung masuk ke sungai Balantieng. Sedangkan pembuangan mikroplastik juga disebabkan oleh pembuangan sampah ke sungai” terang Firly Mas’ulatul Janah, tim Ecoton yang turut melakukan penelitian di Sungai Balantieng.
Nur Aina ketua Balantieng Warrior mengungkapkan “Saya kaget sekali ketika mengetahui hasil dari penelitian kualitas air sungai hari ini. Karena hasilnya tercemar ringan kalau dilihat dari sensus serangga air. Sementara itu jika diperhatikan banyak masyarakat yang menggunakan air sungai untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi dan cuci”.
Lebih lanjut, pelajar 14 tahun tersebut juga ingin tetap konsisten dalam melakukan kegiatan penelitian ini.
“Kegiatan penelitian kualitas air sungai Balantieng hari ini merupakan kegiatan pertama sekaligus pembuka dari komunitas Balantieng Warriors. Ke depannya mereka akan berkegiatan secara rutin dan pertemuannya dilakukan setiap hari Kamis” terangnya.
Kepala sekolah SMPN 40 sangat mengapresiasi komitmen Ecoton terhadap pengembangan kapasitas dan pendidikan lingkungan ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya fokus pada pemulihan lingkungan fisik, tetapi juga pada pemberdayaan manusia sebagai agen perubahan. Dengan melibatkan pelajar dan masyarakat secara aktif, Ecoton menciptakan generasi baru yang lebih sadar lingkungan dan siap untuk terus melanjutkan upaya konservasi di masa depan.
“Melalui kegiatan ini semoga anak-anak nantinya dapat menyebarkan informasi dan pengetahuan yang pernah mereka dapatkan ini. Harapannya ilmu yang mereka dapat ini bukan untuk mereka saja tapi juga untuk banyak orang. Dari sinilah bibit-bibit generasi peduli sungai itu tumbuh” tutup Idaharyani
Firly turut menambahkan dengan mengajak sekolah terlibat dalam penelitian sungai Balantieng dapat menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap fungsi sungai sebagai mana mestinya dan sekolah juga menjadi bagian dari solusi terhadap masalah di sungai Balantieng.