Bulukumba (22/9) Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional tahun 2023, setiap hari kabupaten Bulukumba menghasilkan sampah sebanyak 182 ton. Selain itu, pencemaran mikroplastik juga terjadi di sungai Balantieng di beberapa titik. Pada penelitian tahun 2024 yang di lakukan Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ECOTON) ditemukan mikroplastik di sungai Balantieng Bulukumba pada bagian tengah dan hilir. Keberadaan mikroplastik di sungai Balantieng mengindikasikan bahwa adanya aktivitas pembuangan sampah yang dilakukan masyarakat ke sungai Balantieng.
Masalah sampah yang sedang dihadapi oleh kabupaten Bulukumba ini kemudian melatarbelakangi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bulukumba menggandeng ECOTON mendorong gerakan Kampung Merdeka Sampah di 4 desa, yakni desa Kahayya, desa Anrang, desa Batukaropa dan desa Manjalling.
Selama 4 hari, mulai tanggal 19 sampai 22 Agustus 2024 DLHK Bulukumba bersama ECOTON melakukan pertemuan dengan warga masyarakat di masing-masing desa. Pada pertemuan ini DLHK Bulukumba menjelaskan mengenai pentingnya pengelolaan sampah di kawasan desa yang di mulai dari sampah rumah tangga, kemudian ECOTON menjelaskan tentang bahaya membakar dan membuang sampah ke sungai serta dampak mikroplastik bagi manusia. Selain itu ECOTON juga memperkenalkan salah satu solusi pengurangan sampah sachet melalui toko Refill (isi ulang) yang dapat dikelola kelompok masyarakat di masing-masing desa.
Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh DLHK Bulukumba ini disepakati untuk membangun kelompok masyarakat serta bank sampah di tingkat desa yang akan berpartisipasi dalam pengelolaan sampah di kawasannya dan mengkampanyekan pengurangan sampah terutama sachet melalui pembentukan toko refill komunitas.
Firly Mas’ulatul Janah peneliti ECOTON mengungkapkan “Kampung Merdeka Sampah salah satu inisiatif mengatasi permasalahan sampah di level desa/ kawasan. Kampung Merdeka Sampah membutuhkan kolaborsi antara pemerintah dan masyarakat. Sebab pemerintah memiliki kapasitas dalam hal anggaran dan kebijakan serta membangun partisipasi masyarakat melalui kelompok yang akan terlibat dalam pengelolaan sampah di desa.”
Pertemuan ini, masyarakat yang hadir cukup antusias mengatasi persoalan sampah, mereka juga menyampaikan tantangan yang selama ini mereka hadapi dalam pengelolaan sampah rumah tangga serta turut memberikan usulan seperti pembentukan tempat pengelolaan sampah sementara, pemilahan sampah dan komitmen dalam gerakan Kampung Merdeka Sampah ini.
“Demi membebaskan sungai dari sampah plastik, kami bersama dengan pemerintah desa dan NGO siap melakukan pendampingan pengelolaan sampah kepada masyarakat. Dari pertemuan ini ternyata sebetulnya masyarakat mengetahui masalah dan solusinya, namun belum ada yang menggerakkan. Oleh karena itu melalui pertemuan-pertemuan ke 4 desa, kami mendorong kolaborasi semua pihak untuk mengatasi masalah sampah secara bersama dan partisipatif” terang Samsul Bahri, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bulukumba.
“Saya senang sekali dengan pertemuan yang membahas masalah sampah yang sangat memberikan informasi sehingga masyarakat tahu tentang pengelolaan sampah yang baik. Dari pembentukan kelompok pengelolaan sampah yang dibentuk hari ini semoga terus berlanjut sampai seterusnya dan dapat berkonstribusi dalam pengurangan sampah” terang Andi Fatmawati warga desa Batukaropa. (*)