Tim Community of Environmental Sustainnable Co. Ensis mengirimkan surat teguran mengenai teguran pencemaran dan permintaan audiensi kepada Ibu Hj. Khofifah Indarparawansa selaku Gubernur Jawa Timur. Mahasiswa yang tergabung dalam komunitas tersebut telah melakukan penelitian pada sepanjang bulan Maret 2023 pada hulu hingga hilir Sungai Brantas. Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan Sungai Brantas telah mengalami penurunan kualitas air dan pencemaran mikroplastik.
“Kami prihatin terhadap kualitas air mulai dari hulu hingga hilir Sungai Brantas.Hasil uji kualitas air sepanjang bulan Maret mulai dari kualitas air insitu, indikator biologi menggunakan plankton dan diatom didapatkan hasil perairan yang telah tercemar dan terkontaminasi mikroplastik” ucap Nisrina selaku koordinator Co.Ensis
Hasil pengujian kualitas air pada limbah cair pada pabrik kertas hilir Sungai Brantas telah menurunkan kualitas air yang tidak sesuai dengan baku mutu yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. Uji parameter air pada kadar Amonia 0,60-2,33 dan Fosfat 0,55-24,7 pada keempat pabrik mendapatkan hasil yang tinggi dan tidak sesuai dengan baku mutu kualitas air sungai dengan nilai kadar Amonia 0,1 mg/L dan kadar fosfat 0,2 mg/L.
Co.Ensis juga menemukan komposisi mikroplastik pada air permukaan outlet limbah cair pabrik kertas hilir Sungai Brantas tertinggi pada PT Adiprima Suraprinta berjumlah 26,35 partikel/liter dan terendah pada PT Dayasa Aria Prima sejumlah 5,2 partikel/liter. Hasil identifikasi juga ditemukan plankton dengan analisis indeks Saprobik yang akan menunjukkan tingkat pencemaran. PT. Adiprima Suraprinta pada outlet -1,2 tingkat pencemaran agak tinggi, PT. Dayasa Aria Prima di sebelum, outlet dan sesudah didapat hasil berturut turut -1,1;-1,6;-1,1 menunjukkan tingkat pencemaran agak tinggi. PT. Surabaya Mekabox disebelum, outlet dan sesudah outlet menunjukkan tingkat pencemaran agak tinggi dengan kisaran -0,4;-1,0;-0. PT. Tjiwi Kimia dioutlet -1,4 menunjukkan tingkat pencemaran agak tinggi.
Co.Ensis telah menemukan bahwa Sungai Gogor yang merupakan hulu sungai brantas berada di fase pencemaran rendah dibuktikan dengan hasil analisis Trophic Diatom Index yang berada dikisaran nilai 33,7 hingga 42. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas manusia disepanjang aliran sungai Gogor akan mempengaruhi kualitas air sungai serta biota yang hidup didalamnya.
“Hasil fakta lapangan kami berharap kepada pemerintah khususnya Gubernur Jawa Timur untuk melaksanakan pemulihan kualitas air di Sungai Brantas, kami juga sudah memberikan beberapa rekomendasi terhadap Gubernur Jawa Timur mulai dari penegakkan hukum untuk meminimalisir timbulan sampah plastik sekali pakai, pemasangan CCTV pada outlet, menerapkan konsep zero waste cities dalam tata kelola sampah di setiap daerah dengan mendukung pemilahan sampah dari sumber agar beban sampah di TPA berkurang dan menginisiasi untuk mengeluarkan baku mutu terkait mikroplastik.” Imbuh Nisrina