Sampah Plastik Sachet Botol Plastik Cemari Indahnya Sungai Krueng Sarulah Aceh

Ecoton.or.id – Kamis pagi (26/5/2022) aktivis LEPPAMI dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara melakukan aksi damai di Muara Krueng Serrulah.  Dengan membawa spanduk bertuliskan “Krueng Sarulah BUKAN Tempat Sampah, Tapantuan Zerowaste dan Sampah Sachet Cemari Cantiknya Krueng Sarulah”. Sebelum melakukan aksi dua orang aktivis ini mengumpulkan sampah-sampah plastik untuk dikumpulkan dan diidentifikasi jenisnya.

Pada umumnya warga Tapaktuan membuang sampahnya ke sungai, karena kesadaran yang kurang tentang dampak kesehatan sampah plastik jika dibuang ke sungai” ungkap Tonicko Anggara, lebih lanjut aktivis Lembaga Pariwisatan dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI) Banda Aceh Menghimbau agar setiap warga Tapaktuan untuk tidak membuang sampah ke sungai, dampaknya sungai menjadi kotor dan sudah tidak bisa termanfaatkan karena sungainya sudah tercemar mikroplastik.

Foto By : Tim Ekspedisi Sungai Nusantara

Implementasi 3R 

Banyaknya jenis sampah plastik seperti sachet, botol plastik, sedotan, styrofoam dan popok maka perlu didorongkan upaya 3R  atau reduce yaitu mengurangi konsumsi  produk sekali pakai sehingga menghasilkan minim sampah plastik, kedua Reuse atau menggunakan ulang, praktik ini bisa dilakukan dengan menggunakan kembali barang atau peralatan rumah tangga seperti menggunakan tumbler dan tidak menggunakan botol plastik sekali pakai, menggunakan rantang untuk beli rendang dan sayuran atau bakso dibandingkan membungkus makanan dan sayur dengan plastik, ketiga adalah recycle atau mendaur ulang.

” Sampah botol plastik banyak bertebaran dimuara krueng Serullah seharusnya Pemkot menyediakan sarana tempat sampah atau memasang jaring ditengah sungai untuk menjebak botol dan sampah plastik tidak mencemari lautan, botol dan sampah plastik kemudian bisa dikumpulkan dan didaur ulang,”ungkap Prigi Arisandi,

Foto By : Tim Ekspedisi Sungai Nusantara

lebih lanjut tim ekspedisi sungai nusantara juga berharap ada political will pemerintah untuk memprioritaskan penanganan sampah karena selama ini Pemerintah daerah hanya mampu melayani 30%-40% penduduknya, lebih banyak penduduk yang tidak terlayani sistem pengolahan sampah. “Diperlukan inisiatif out of the box bagi institusi yang menangani lingkungan di Aceh Selatan karena problem sampah sudah menjadi problem global sehingga dibutuhkan kepemimpinan yang berwawasan global dan aksi lokal, Tapaktuan butuh pekerja keras dan pemikir untuk bisa membebaskan Krueng Serullah dari ancaman mikroplastik” pungkas Prigi Arisandi.

Krueng Serullah telah tercemar mikroplastik akibat buruknya managemen pengelolaan sampah, selain gotong royong diperlukan leadership yang kuat untuk menyadarkan warga bahwa sungai bukan tempat sampah.

Related Posts

Leave a Reply

About Us

Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation) is a foundation focused on the conservation of river ecosystems and wetlands in Indonesia. We conduct scientific research, environmental education, and awareness campaigns to improve water quality and protect biodiversity.

Recent Articles

5 Indonesian Tea Bags Contain Microplastics: ECOTON Study Reveals Potential Health Risks
February 5, 2025
Ecoton dan Kader Eco Warriors Gelar Bazar Zero Waste Promosikan Refill Sistem
January 31, 2025
MIN 2 Sidoarjo Siap Jadi Garda Terdepan Penyelamatan Lingkungan
January 31, 2025