Tim ekspedisi sungai Nusantara berkolaborasi dengan Ciliwung institut melakukan kegiatan ekspedisi ciliwung pada senin (13/6) dimulai dari jembatan TB Simatupang pukul 09.00 berakhir di Padepokan Ciliwung condet Pangkalan Ki Botak Condet. Sepanjang penyusuran teridentifikasi lebih dari 1100 pohon yang terlilit sampah plastik. “Sepanjang penyusuran Ciliwung kami menemukan sekitar 1100 vegetasi sisi kanan dan kiri bantaran Ciliwung terlilit sampah plastik seperti tas kresek dan sachet” ungkap Alaika Rahmatullah, koordinator susur sungai Ciliwung, lebih lanjut alumni Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menjelaskan bahwa sampah-sampah plastik dan sachet yang melilit pohon akan menjadi sumber mikroplastik yang mencemari sungai Ciliwung.
Kegiatan brand audit dilakukan oleh tim susur Ciliwung menemukan bahwa sampah Unilever paling banyak ditemukan.
“Dari 600 sachet yang kami temukan sampah sachet Unilever paling banyak ditemukan disusul Wings dan Indofood” ungkap Daru Setyorini lebih lanjut koordinator kampanye ecoton menjelaskan bahwa sachet merupakan sampah jenis residu yang tidak bisa didaur ulang sehingga mencemari lingkungan.
“Perlu tanggungjawab Unilever, Wings dan Indofood untuk membersihkan sampah sachet yang mencemari Ciliwung” ungkap Daru Setyorini.
Bahaya sampah plastik sachet secara umum terbagi menjadi dua, bahaya secara fisik dan kimia. Secara fisik, sampah plastik sachet dapat terfragmentasi menjadi serpihan plastik kecil yang disebut sebagai mikroplastik. Mikroplastik telah banyak teridentifikasi di lingkungan, bahkan organisme yang hidup di sungai seperti ikan, udang, dan sebagainya. Beberapa polimer yang telah berhasil teridentifikasi pada mikroplastik salah satunya adalah polimer EVOH (Ethylene Vinyl Alcohol) yang juga digunakan pada lapisan sachet.
Secara kimia, sampah plastik sachet mengandung senyawa kimia berbahaya diantaranya plasticizer yang telah teridentifikasi oleh peneliti sebagai senyawa pengganggu hormon termasuk BPA dan Phthalates. Tidak hanya itu plastik sachet yang dibakar ternyata mengandung senyawa toksikan dioksin yang dapat mengganggu sistem pernapasan pada manusia, bahkan memicu terjadinya kanker.