Ecoton.or.id – Penanganan sampah di Indonesia masih belum tertagani dengan baik. Melalui sistem penanganan kumpul, angkut, lalu buang ternyata malah memunculkan masalah di tempat lain, seperti tumpukan sampah TPA yang semakin hari – semakin besar. Dengan pola tersebut apa yang dilakukan hanya memindahkan masalah dari satu tempat ke tempat lain.
Bagi kader Lingkungan kelurahan Tempurejo, permasalahan sampah ini adalah permasalahan yang harus diselesaikan bersama dari level bawah sampai level atas. Berangkat dari keresahannya terhadap tumpukan-tumpukan sampah yang terus banyak. Mereka melakukan edukasi tentang penanganan sampah yang terpilah ke warga RT 11 Kelurahan Tempurejo. RT 11 memang dipilih menjadi lokasi percontohan dalam program memilah sampah dari rumah. Sementara edukasi yang mereka lakukan dengan datang kerumah warga satu persatu.
“kami melakukan edukasi tentang penanganan sampah terpilah ini dengan datang ke rumah warga satu-satu. Kemudian kami juga mengajak warga memilah sampahnya menjadi dua jenis sampah organik dan non organik. Dari 17 rumah yang kami datangi, hanya 5 rumah yang tidak bersedia memilah sampah. Ternayata warga juga tertarik memilah sampahnya,” ujar Yupi Farida anggota kader lingkungan Tempurejo, Kediri.
Koordinator kader lingkungan, Ana Mulyaningsih menambahkan edukasi kepada masyarakat dengan cara datang ke rumah satu persatu ini memberikan kami waktu lebih lama berbincang dengan masyarakat. Warga juga bebas mengungkapkan masukannnya, tidak sungkan lagi Berbeda jika edukasi dilakukan bersama banyak orang, mereka cenderung pasif. Sehingga alur perbincangan lebih mendalam, Ujarnya di kediaman rumah warga.
Oleh karena itu, upaya edukasi dengan cara datang kerumah satu persatu ini akan dilakukan secara berkelanjutan kedepannya oleh para kader lingkungan. Melalui cara ini diharapkan masyarakat bisa lebih sadar dan terus ikut terlibat dalam mengatasi permasalahan sampah sejak dari kawasannya.