Sidoarjo (12/02) – Indonesia menghadapi krisis sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam SIPSN 2024, timbulan sampah nasional dari 266 kabupaten/kota mencapai 25,99 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, hanya 62,05% atau sekitar 16,13 juta ton yang berhasil dikelola. Sisanya, sebanyak 37,95% atau setara 9,86 juta ton tidak terkelola dengan baik, sehingga menyumbang kebocoran sampah plastik di Sungai dan di laut. Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mengatasi krisis sampah plastik dan mikroplastik.

Menjawab tantangan ini, tim Refilin Ecoton menggelar program edukasi yang bertujuan untuk memperkenalkan konsep belanja isi ulang (refill) serta prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) kepada pelajar di berbagai sekolah di Jawa Timur.
Dalam program ini, tim Refilin memberikan pemahaman mendalam tentang dampak negatif mikroplastik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Para siswa diperkenalkan dengan alternatif konsumsi yang lebih berkelanjutan, termasuk penggunaan produk isi ulang seperti sabun cair, minuman, dan kebutuhan sehari-hari lainnya yang dapat mengurangi ketergantungan pada kemasan plastik sekali pakai.

Menurut Jofan Ahmad, Koordinator tim Refilin Ecoton, pendidikan kepada pelajar adalah kunci utama perubahan. “Edukasi kepada anak-anak sekolah adalah pintu gerbang menuju perubahan. Kami berharap mereka tidak hanya menerapkan kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga menyebarkannya kepada keluarga dan komunitas sekitar,” ujarnya.

Salah satu sekolah yang menjadi bagian dari program ini adalah SMPIT Tanwirul Afkar. Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh para siswa, yang banyak mengajukan pertanyaan seputar mikroplastik dan konsep belanja isi ulang. Anisa, seorang siswa peserta program dari SMPIT Tanwirul Afkar, mengungkapkan kesannya, “Saya baru tahu bahwa mikroplastik sangat berbahaya. Kegiatan ini membuat saya sadar pentingnya mengurangi sampah plastik demi masa depan kami”
Sebagai langkah lanjutan, SMPIT Tanwirul Afkar berencana menerapkan sistem refill di toko sekolah mereka, Afkar Mart. Inisiatif ini memungkinkan siswa, guru, dan staf untuk mengisi ulang berbagai produk, mengurangi sampah plastik, dan menciptakan kebiasaan konsumsi yang lebih bertanggung jawab.

Bu Lina, salah satu guru di SMPIT Tanwirul Afkar, menegaskan bahwa program ini bukan hanya sekadar gerakan mengurangi sampah plastik, tetapi juga menjadi bagian dari pendidikan karakter. “Ini adalah kesempatan emas untuk membentuk pola konsumsi yang lebih bijak dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” katanya.
Melalui upaya ini, Refilin Ecoton terus mendorong perubahan nyata dalam pola konsumsi masyarakat, mengajak generasi muda untuk menjadi pelopor gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. (*)