Gresik (18/1) – Dalam rangka memperingati “International Zero Waste Month 2025“, Gerakan Kawasan Merdeka Sampah (GKMS) Gresik menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertajuk Zero Waste Tour. Program ini menjadi momentum untuk memperkuat edukasi dan kolaborasi dalam upaya pengelolaan sampah berkelanjutan, khususnya untuk menekan limbah organik atau food waste.
Zero Waste Tour di Kampung SIBA
Kegiatan perdana dimulai dengan kunjungan ke Kampung SIBA (kampung zero waste), sebuah kawasan percontohan pengelolaan sampah mandiri. Peserta diajak melihat langsung berbagai inisiatif ramah lingkungan, seperti toko refill untuk mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai dan sistem pengelolaan sampah organik berkelanjutan yang menjadikan sisa makanan sebagai kompos bernilai guna.

Selain itu, dilakukan kunjungan ke beberapa bisnis hijau yang mendukung pola konsumsi berkelanjutan. “Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa food waste bukan sekadar sampah, melainkan sumber daya yang dapat diolah kembali untuk mendukung ekosistem lokal,” ujar salah Saifudin Efendi, Ketua RT Kampung SIBA Klasik.
Kegiatan kedua berupa Focus Group Discussion (FGD) bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik. FGD ini membahas pencapaian program Gresik Kawasan Merdeka Sampah, yang telah berhasil mengurangi timbulan sampah hingga 15,50% (setara 22.356,94 ton) dan menangani 88.995,05 ton sampah dari total timbulan sampah sebesar 144.238,33 ton. Program ini menjadi langkah nyata dalam mendukung target nasional pengurangan sampah.

Kolaborasi dan Curhat Zero Waste
Sesi berikutnya, yaitu Curhat Zero Waste, memperlihatkan tingginya antusiasme masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Banyak peserta yang menyuarakan kebutuhan akan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat implementasi program zero waste.
Rangkaian acara ditutup dengan kunjungan ke Bandar Grissee sekaligus mengkampanyekan penerapan program Gresik Kawasan Merdeka Sampah (GKMS).

“Masyarakat diperkenalkan pada berbagai upaya pengurangan sampah organik sekaligus diberikan inspirasi untuk membentuk kawasan mandiri bebas sampah. Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam mendukung program ini” ungkap Nurul, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik.
Fokus pada “Food Waste No More”
Limbah organik, terutama sisa makanan, menjadi salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Gresik. “Melalui kampanye Food Waste No More, kami ingin mengubah paradigma masyarakat dari membuang menjadi memanfaatkan. Limbah makanan dapat menjadi kompos, biogas, atau sumber energi lain jika dikelola dengan benar,” kata Tonis Afrianto, Pegiat Zero Waste Ecoton.

Kampanye ini diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup minim sampah, termasuk memanfaatkan sisa makanan sehari-hari. GKMS Gresik juga mengajak pelaku bisnis, komunitas, dan pemerintah untuk terus bersinergi dalam membangun sistem pengelolaan limbah yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Dengan semangat kolaborasi, GKMS Gresik optimistis program Zero Waste dapat menjadi model nasional yang mampu menjawab tantangan sampah organik sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan. (*)