40% SAMPAH DIDOMINASI ORGANIK, KAMPUNG SIBA SIAPKAN 150 KOMPOSTER

Konsistensi kampung SIBA RT.02 RW.05 kelurahan Sidokumpul kecamatan Gresik dalam pengelolaan sampah tidak pernah berhenti. Pasalnya kampung SIBA menyiapkan 150 komposter mini untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan sampah organic rumah tangga setelah tahu bahwa komposisi sampah didominasi 48 persen sampah organic.

Bukan tanpa alasan, pada awal desember 2022 lalu kampung SIBA melaksanakan AKSA atau Analisis Karakteristik Sampah selama 8 hari sehingga bisa diketahui hasil komposisi sampah kawasan.

Lebih detail hasil AKSA ini dipaparkan melalui pertemuan dipendompo kelurahan Sidokumpul pada minggu (15/1) berkolaborasi dengan ECOTON, Dinas Lingkungan Hidup kab.Gresik, Pattiro, REEI Gresik, Pertamina Lubricants, serta semua RT dan RW di Sidokumpul dan camat Gresik.

Tonis Afrianto Pegiat Zero Waste ECOTON memaparkan bahwa sampah rumah tangga kampung SIBA didominasi oleh sampah organic, ‘’melalui AKSA kita bisa mengetahui bahwa sampah organic disini sebanyak 48%, artinya dimasa mendatang yang perlu dikembangkan dalam system pengelolaan sampah kawasan adalah memperbanyak komposter-komposter sehingga bisa dijadikan kompos dan bermanfaat untuk kebun organik’’. Lebih lanjut lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammdiyah Sidoarjo ini menegaskan bahwa masyarakat harus tetap memilah sampah, ‘’masyarakat harus tetap memilah sampah dari rumah karena itu adalah kuncinya, supaya pengelolaan sampah menjadi mudah dan meninggalkan system kumpul-angkut-buang(KAB) yang terbukti tidak menyelesaikan masalah persampahan di kab.Gresik’’ tegasnya.

Komposisi Sampah Rumah Tangga Kampung SIBA

Nurul Fadilah Dinas Lingkungan Hidup kab.Gresik berpendapat bahwa untuk mencapai kawasan bebas sampah atau Zero Waste Cities diperlukan kerjasama yang baik, ‘’Zero Waste Cities bisa kok diwujudkan dengan kerjasama antar pihak atau biasa kita sebut Kolaborasi Pentahelix, jadi disitu ada Pemerintah, Ormas, Media, Swasta dan Akademisi sehingga kedepan pengelolaan sampah ini menjadi mudah’’ terangnya.

Pada kesempatan yang sama dewan pembina Pattiro Gresik ibu Khosiah menuturkan bahwa isu-isu sampah bisa dikaitkan dengan berbagai dinas, ‘’sebenarnya bisa juga ini pengelolaan sampah ini dikaitkan dengan dinas-dinas di kab.Gresik, misalkan saja menggandeng dinas kesehatan untuk lakukan sosialisasi bahwa ada dampak negative kesehatan ketika sampah tidak dipilah hingga akhirnya menumpuk, bau, dan berkuman’’, imbuhnya.

Ketua RT.02 Kampung SIBA Saifudin Efendi Ketika Menceritakan Kondisi Kampungnya

Saifudin Efendi ketua RT.02 Kampung SIBA berterima kasih kepada masyarakat karena sudah membantu pengelolaah kawasan,’’saya sangat bangga dengan masyarakat saya di kampung SIBA, karena tak hentinya selalu mendukung upaya kampung SIBA menjadi kampung Zero Waste Cities dengan rutin memilah sampah sejak dari rumah dan mendistribusikan sampah organiknya ke komposter-komposter di kampung SIBA’’, ucapnya.

Melalui pertemuan ini beberapa RT dan RW yang hadir merasa tertarik untuk mempraktekannya di kawasan masing-masing dan mulai memilah sampah. Diharapkan program Zero Waste Cities ini menjadi solusi bagi kab.Gresik untuk mengurangi timbulan sampah.

 

Related Posts

Leave a Reply

About Us

Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation) is a foundation focused on the conservation of river ecosystems and wetlands in Indonesia. We conduct scientific research, environmental education, and awareness campaigns to improve water quality and protect biodiversity.

Recent Articles

Temui Wamen Lingkungan Hidup, Nina Minta Monitoring Pabrik Daur Ulang Kertas Impor
November 26, 2024
Menyelamatkan Bayi Indonesia dari Ancaman Racun Mikroplastik
November 26, 2024
Hari Anak Sedunia, ECOTON Bersama Forum Anak Gresik Datangi Ketua DPRD Kabupaten Gresik
November 21, 2024